Tentang Doaku

Selama ramadhan ini, aku berusaha untuk ikut sholat Dhuhur dan Ashar berjamaah di Masjid As Salam di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, tepat di sebelah gedung tempat kantorku berada.

Setelah sholat biasanya diisi dengan kultum, kadang-kadang aku dengerin hanya sampai jam 12.30, padahal belum selesai.

Tadi, entah kenapa aku tak beranjak. Kali ini aku tepat duduk di seberang sang penceramah. Dan seperti biasa aku mainan HP untuk sekedar cek-cek sosmed kemudian diam dan memejamkan mata.

Aku terbangun karena kaget kakiku tersenggol kaki temanku, padahal baru sebentar aku memejamkan mata. Kemudian aku mendengarkan kembali isi ceramahnya.

Dia menanyakan, “Jujur ya, apakah kalau kita berdoa pengen cepat dikabulkan?” Dia diam untuk meminta respon, tak ada yang merespon, aku pun sedikit bersuara, “Pengen.”

Kemudian dia menjelaskan bahwa Muslim perlu berhati-hati bila doanya cepat dikabulkan, jangan-jangan Alloh tidak mau mendengarkan keluh kesah kita jadi Dia segera mengabulkan doa kita.

Dia menjelaskan dengan hadits dan menjelaskan maknanya dalam bentuk cerita. Semua yang dia katakan seperti menjawab tanyaku, padahal aku tak bertanya. Aku belakangan memang berharap dan berdoa sesuatu, dan aku ingin sekali agar bisa cepat terkabul.

Ada momen di mana saat penceramah berbicara, sepertinya Alloh sedang “berbicara” padaku. Hampir-hampir aku menitikkan air mata, tapi aku bisa menahan. Hanya saja rasa haru tetap saja berkumpul di dada.

Mungkin aku harus belajar bersabar untuk menunggu dikabulkannya doaku, belajar ikhlas menerima keadaan sekarang,  dan tetap optimis bahwa Alloh sudah menyiapkan yang terbaik buatku kelak.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.